Profil Desa Sokaraja

Ketahui informasi secara rinci Desa Sokaraja mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sokaraja

Tentang Kami

Menelusuri profil Desa Sokaraja, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, sebuah wilayah agraris di dataran tinggi dengan potensi salak pondoh, didukung kondisi geografis yang subur serta masyarakat yang aktif dalam pembangunan dan kesiapsiagaan bencana.

  • Lokasi Strategis di Kawasan Dataran Tinggi

    Berada di Kecamatan Pagentan, Desa Sokaraja terletak pada koridor dataran tinggi Dieng yang subur, berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonosobo, menjadikannya wilayah penting secara agraris dan geografis.

  • Ketahanan Ekonomi Berbasis Pertanian

    Perekonomian desa bertumpu kuat pada sektor pertanian, khususnya perkebunan salak pondoh, tanaman pangan, dan kehutanan, yang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi mayoritas penduduk.

  • Kelembagaan Lokal yang Aktif

    Desa ini menunjukkan dinamika sosial yang positif melalui keberadaan lembaga masyarakat yang aktif, seperti Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat), yang berperan penting dalam penanggulangan risiko dan pemberdayaan warga.

Pasang Disini

Terletak di tengah lanskap pegunungan yang subur di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Sokaraja hadir sebagai representasi wilayah agraris dengan potensi yang terus berkembang. Berada pada ketinggian yang bervariasi antara 622 hingga 1.263 meter di atas permukaan laut, desa ini tidak hanya menawarkan hawa sejuk khas dataran tinggi, namun juga menyimpan potensi ekonomi dan sosial yang signifikan. Secara administratif, Desa Sokaraja dengan kode wilayah 33.04.14.2006 dan koordinat geografis 7°19′42″S 109°47′30″E, menjadi salah satu dari 16 desa di Kecamatan Pagentan yang berperan sebagai penyangga pangan dan ekonomi bagi wilayah sekitarnya.

Akses menuju desa ini terhubung melalui jalan raya kabupaten yang menjadi jalur vital bagi mobilitas penduduk dan distribusi hasil bumi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Kecamatan Pagentan, wilayah ini didominasi oleh lahan tegalan atau kebun yang mencapai 88,75% dari total luas kecamatan, sebuah indikasi kuat bahwa denyut nadi kehidupan masyarakat Sokaraja sangat bergantung pada pemanfaatan lahan pertanian. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Jamhar, pemerintah desa terus berupaya mengoptimalkan potensi tersebut seraya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur lokal.

Profil Geografis dan Administratif

Secara geografis, Desa Sokaraja merupakan bagian integral dari kawasan dataran tinggi di sisi timur Kabupaten Banjarnegara. Letaknya yang strategis menjadikannya salah satu desa perbatasan, dimana wilayahnya bersinggungan langsung dengan Kabupaten Wonosobo di sebelah timur, ditandai oleh keberadaan Kali Tulis yang kerap disebut dalam peta perbatasan wilayah. Batas wilayah yang jelas ini menjadi penting dalam konteks administrasi dan pengelolaan sumber daya alam antar-kabupaten.

Meskipun data spesifik mengenai luas wilayah Desa Sokaraja belum tercantum dalam publikasi statistik terbaru, skala desa dapat diperkirakan dengan merujuk pada data Kecamatan Pagentan yang memiliki luas total 46,19 km². Dengan jumlah desa sebanyak 16, rata-rata luas setiap desa di kecamatan ini berkisar antara 2 hingga 3 km². Struktur administratif internal Desa Sokaraja terbagi ke dalam beberapa dusun, salah satunya yang tercatat aktif ialah Dusun Windusari. Keberadaan dusun-dusun ini berfungsi untuk mempermudah koordinasi pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat hingga ke tingkat Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT).

Kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan Pagentan tercatat sekitar 778 jiwa per km², sebuah angka yang menunjukkan sebaran penduduk yang relatif merata untuk kawasan pedesaan pegunungan. Data kependudukan yang spesifik untuk Desa Sokaraja juga masih dalam proses pemutakhiran data terpusat, namun dinamika populasi dapat terlihat dari berbagai kegiatan kemasyarakatan yang melibatkan partisipasi warga dari berbagai kelompok usia. Pemerintah desa, bersama lembaga terkait, secara berkala melakukan pendataan untuk memastikan akurasi data demi perencanaan pembangunan yang tepat sasaran.

Denyut Ekonomi dari Sektor Agraris

Perekonomian Desa Sokaraja berakar kuat pada sektor pertanian, yang menyumbang hampir separuh dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tingkat kecamatan. Kondisi tanah yang subur dan iklim yang mendukung menjadikan wilayah ini ideal untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian dan perkebunan. Sejak lama, masyarakat desa menggantungkan hidupnya dari hasil olah lahan, menanam padi di area persawahan yang dialiri air dari sungai, serta jagung dan palawija di lahan kering.

Salah satu potensi unggulan yang telah lama dikenal dari wilayah Pagentan, termasuk Sokaraja, ialah salak pondoh. Perkebunan salak menjadi pemandangan umum di kebun-kebun milik warga, menjadi sumber pendapatan penting di samping komoditas lain seperti teh dan tembakau pada skala yang lebih kecil. Selain itu, sektor kehutanan rakyat juga turut berkontribusi melalui penanaman kayu seperti albasia (sengon) yang memiliki nilai ekonomi strategis. Di samping perkebunan, banyak warga juga beternak sapi dan kambing sebagai investasi jangka panjang dan tabungan keluarga yang dapat diandalkan saat menghadapi kebutuhan mendesak.

Pemerintah desa terus mendorong diversifikasi usaha dan peningkatan nilai tambah produk pertanian. Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan petani tetapi juga membuka peluang kerja baru di sektor pengolahan hasil pertanian. Keberadaan pasar di pusat kecamatan menjadi sentra perdagangan utama bagi warga Sokaraja untuk menjual hasil panen mereka. Infrastruktur jalan yang memadai menjadi kunci kelancaran distribusi komoditas dari desa ke pasar, memastikan produk dapat diterima konsumen dalam kondisi baik.

Dinamika Sosial dan Kelembagaan Lokal

Kehidupan sosial masyarakat Desa Sokaraja berjalan dinamis, ditopang oleh lembaga-lembaga lokal yang aktif dan partisipasi warga yang tinggi. Salah satu bukti nyata dari modal sosial yang kuat ini ialah keberadaan Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) PMI Desa Sokaraja. Mengingat lokasi desa yang berada di daerah pegunungan dengan potensi risiko bencana seperti tanah longsor, keberadaan tim ini sangat krusial.

Sebagaimana dilaporkan oleh situs resmi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pada September 2021, Sibat Desa Sokaraja aktif melakukan sosialisasi dan promosi kesehatan, termasuk edukasi mengenai pencegahan COVID-19 melalui kegiatan yang inovatif seperti lomba senam kreasi. Dalam sebuah kesempatan, Kepala Desa Sokaraja, Jamhar, menyatakan apresiasinya terhadap peran Sibat. "Kami sangat senang dan bangga dengan Tim Sibat PMI yang dengan semangat, terus bergerak membantu Pemerintah, melayani tanpa pamrih demi kemajuan bersama," ujarnya. Hal ini menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah desa dan organisasi masyarakat dalam melayani warga.

Di bidang kesehatan, masyarakat Desa Sokaraja mendapatkan akses layanan dari Puskesmas Pagentan 2. Menurut rilis berita dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada awal tahun 2025, Puskesmas ini melayani tujuh desa, termasuk Sokaraja, untuk pelayanan kesehatan dasar seperti kesehatan ibu dan anak, imunisasi, hingga konseling gizi. Ketersediaan fasilitas kesehatan ini menjadi faktor penting dalam menunjang kualitas hidup masyarakat. Selain itu, kegiatan kemasyarakatan seperti Posyandu juga berjalan aktif di tingkat dusun, digerakkan oleh para kader PKK.

Minat masyarakat terhadap pembangunan desa juga tercermin dari tingginya partisipasi dalam rekrutmen perangkat desa. Sebuah berita dari media lokal pada Juni 2022 menyoroti antusiasme warga, termasuk para sarjana, yang bersaing untuk mengisi posisi Kepala Dusun III Windusari, menandakan adanya kesadaran dan keinginan untuk berkontribusi secara langsung dalam pemerintahan desa.

Tantangan dan Arah Pembangunan ke Depan

Sebagai desa yang terus bertumbuh, Sokaraja menghadapi tantangan yang lazim ditemui di wilayah perdesaan, terutama terkait infrastruktur, optimalisasi potensi ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia. Dalam konteks regulasi terbaru, Desa Sokaraja bersama 15 desa lainnya di Kecamatan Pagentan telah menyelesaikan proses peninjauan kembali Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) pada pertengahan tahun 2024. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap perpanjangan masa jabatan kepala desa menjadi delapan tahun sesuai amanat Undang-Undang Desa yang baru.

Aris Setiawan, S.Sos., selaku Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kecamatan Pagentan, menjelaskan bahwa proses ini krusial untuk memastikan dokumen perencanaan desa selaras dengan regulasi dan mampu mengakomodasi aspirasi masyarakat untuk jangka waktu yang lebih panjang. Penyesuaian RPJMDes ini menjadi momentum bagi Pemerintah Desa Sokaraja untuk merumuskan kembali visi dan prioritas pembangunan. Fokus utamanya mencakup peningkatan infrastruktur jalan desa untuk melancarkan akses ekonomi, penguatan kapasitas petani melalui penyuluhan dan teknologi pertanian modern, serta pengembangan potensi ekonomi alternatif di luar sektor pertanian.

Dengan fondasi sosial yang kuat, potensi alam yang melimpah, dan kepemimpinan yang adaptif, Desa Sokaraja memiliki prospek cerah. Sinergi antara pemerintah desa, lembaga masyarakat, dan partisipasi aktif warga menjadi kunci untuk mengatasi tantangan dan mewujudkan Desa Sokaraja yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera di masa depan.